PROFIL SAYA

Saya adalah anak bungsu dari 9 orang bersaudara, pada umumnya anak bungsu agak dimanjakan dan kira-kira seperti itulah yang terjadi kepada saya. sehingga sampai saat ini saya masih merasa sangat membutuhkan orang tua. Sebulan setelah saya menyelesaikan studi S1, Papa tercinta pergi kerumah Bapa dengan umur 80 taon, (sudah wajar sich…). tapi aku masih merasa terlalu cepat panggilan itu. Tentang saya, Papa sering kudengar berdoa agar saya bisa mengabdi pada negara sebagai PNS untuk mengikuti jejaknya yang dulunya sebagai salah satu prajurit di AL. Untuk itulah saya mengikuti program akta IV disalah satu PTS di Medan dengan tujuan kelak akan menjadi guru, setelah 3 bulan dapat akta mengajar saya langsung diterima mengabdi di Daerah ACEH TENGGARA (Daerah yang sangat asing bagi saya dan yang tidak pernah saya duga sebelumnya)

“ARAM”….., memang itulah nama tersingkat yg pernah saya dengar. Krg tau juga asal usul dari namaku (wah… asal nyatut nama az mgkn ortuku dulu… kwk kwk kwk). Aku dilahirkan disebuah keluarga yg sederhana tahun 1982 tepatnya 6 sept 1982. anak bungsu (bontot) dari 9 orang bersaudara.
Ayah saya adalah mantan pejuang kemerdekaan RI di Angkatan Laut, tapi baru ditahun 2005 mendapat pengakuan sebagai pejuang veteran dari pemerintah (aneh bangat tuh pemerntah kita ya……..). Kami semua dilahirkan tergolong adalah anak-anak yang lumayan cerdas, sampai konon katanya (sblm saya dicetak) ketika pengumuman penerimaan raport di SD, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 yg mana juara 1 nya semua dari kelurga kami disuruh berdiri didepan barisan. Pada saat yang bersamaan, sang Ayah lewat dan terhentak dengan kejadian itu (dia pikir keluarga kami ada tunggakan geto loh.. ha haha ) karna menjabat BP3 disekolah itu ayah saya lgsg menghampiri kpala sekolah dan mempertanyakan kejadian itu……, sang kepala sekolah terbahak-bahak (pelecehan tuh kepsek ama bapak gw…………. He heh he) dan akhirnya papaku tersenyum setelah mendapat penjelasan dari kepala sekolah (wuih…………………… lege rasanyo……..).
Seperti halnya saudara2ku aq juga selalu mendapat posisi juara tersebut, tapi krn umurku terpaut 7 tahun mereka sudah tidak satu sekolah lagi bersamaku. Aku seorang pemalu hingga kalau disuruh guru menyanyi kedepan aq pasti tak mau sehingga dikelas 2 aq dapat nilai 6 untuk MP kesenian karena tidak mau menyanyi.
Setelah tamat SD aku melanjutkan pendidikanku ke SLTP yang berjarak + 3 km dari rumahku, setengah tahun pertama aku kesekolah berjalan kaki. Karna sudah tidak tahan lagi aku terpaksa menjual kambing ku untuk membeli sepeda monza (second) yang multi gigi tarik (balap…) yg lagi ngetrend pada waktu itu, tapi malang baru 6 bln digunakan sepedanya keburu hancur karna keropos… (namanya juga bekas…). Selanjutnya baru di kelas 3 aq beli sepeda yang betul –betul baru, tapi tetap dengan menjual kambing terakhirku (abiz deh kambing gw.. hiks hiks hiks).
Kemudian melanjutkan SMA di kota BARUS yang berjarak 20 km dari rumah sehingga terpaksa ngekost. Aku ngekost bersama beberapa orng teman sekampung, disinilah aku menemukan majikan kost yang baek bangat. Teman-teman saya semuanya bayar uang kost dan makan tapi saya justru malah dikaseh duit dan dianggap dah anak sendiri dirumah itu.. (Tuhan tuh tau gw anak kost paling bokek waktu itu…. ).
Ketika mengikuti study S1 saya mulai mengalami pahit getirnya kehidupan karena harus mencari sendiri biaya untuk kuliah. Banyak Jenis pekerjaan saya tekuni mulai dari Tukang Roti sampai akhirnya mendapat pekerjaan yang cukup ideal sambil kuliah sebagai DEBT COLLECTOR.. Lebih dari 3 tahun saya menjadi sosok yang menyeramkan karena tuntutan pekerjaan (walapaun tampang seram tapi hati tetap Dangdut… 😉 ).  Tidak seperti para nasabah didaerah lain, daerah medan terkenal sangat susah menagih secara baik-baik. Hampir setiap hari rasa emosi menyelimuti, tetapi demi keping-keping rupiah untuk membayar Uang semesteran aku merasa itu adalah sebuah proses yang wajar.

Habis Gelap terbitlah terang kira-kira begitulah perjalanan hidup. Dengan Rahmat Tuhan yang maha kuasa akhirnya saya bisa mengabdi pada sebuah kabupaten diaceh tenggara. Sekarang ini profesi baru saya adalah guru (guru tapi tetap keren), saya sudah berjanji kepada diri saya sendiri untuk melanjutkan perjuangan ayah saya dari pendidikan.
Wah……. Ternyat buat riwayat hidup itu panjang juga ya….., lain kali aza dilanjutkan ya….
Haha ha…….

Salam Kenal untuk Semua..

  1. lidia pakpahan

    seorang guru yang profesional adalah guru yang ahli dalam bidangnya. sehingga menciptakan siswa yang ahli juga.

    yang saya tanyakan.. apa saja faktor penunjang seorang guru yang ahli untuk dapat menciptakan siswa yang ahli juga.
    sehingga ilmu yang diterima oleh siswa tidak hanya diingant sebulan atau beberapa bulan saja, tapi untuk selamnya.
    thanks before.

    • thanks atas komentnya ibu lidia pakpahan..:-) menrt sy, siswa tdk diharapkan menjdi ahli (ntar ngak ada pula yg daftar ke universitas :-).) hanya sebatas SK,KD dan SKL.. nah.. masalah biar siswa dpt mengingat pelajaran yg kt berikan, justru it lah indikator kepropesionalan kt.., contoh : not angka lagu PISANG RAJA yg kupelajari di sd kls 3 sampai skrg msh luar kepala… cara yg paling gampang adalah dgn CBSA.. smga bermanfaat! thanks

      Pada Sel, 04 Jan 2011 10:47 ICT

  2. lesfriel manalu

    bang…. minta musik gondang untuk kn 2400 lah bang…… dohot style na

  3. wadoh…, file2 semua tinggal di komputer rumah bah…., skrg lg melancong pula ke negara tetangga.. ntar kl pulang coba cari dl ya…

  4. Dumeris Simamora

    Horas , jadi ito jurusan musik atau sastra???

  5. horas pra aha kbr?

  6. salam kenal bang, tq

  7. Geok geok hujaha sarita ni appara on bah.. hape nga mondohondok hian au gabe bollang muse matakku, huhut sai mekkelekkel sahalakku..Salam kenal ma ate appara.

    • hahahah…. mauliate ma pra…nungnga mampir ate…. 🙂 salam kenal ma tutu appara… didia ma hutatta..?

  8. Molo hutatta di Aekraja do bah pra.. alai tinggalta di medan do.

  9. horas tulang, propesi kita sama

  10. Horas appara, dan salam kenal.
    I like you,…your story also, because you’re so humble.
    Anyway success for you.

    Tabe,
    S.Hasiholan Purba – Bogor

    NB: You can read my comment in the story of Toga Simamora you’ve written.

    • horas ma tutu pra…. salam kenal juga
      oke.. dah kubaca pra.. mantap… memang aku hanya memindahkan dari buku yang kebetulan sudah mulai usang.. masalah benar-atau tidaknya namanya juga cerita ke cerita pasti ada kurang lebihnya..

  11. guru saat ini sisa orde baru banyak kusut hanya mikirkan perutnya ,pengabdi kurang demi nagsanya yg menderita aliads miskin

    • yups…, betul sekali pak…, tapi menurut saya hal itu adalah sistem yang salah… tidak ada pengawasan yang real…

  12. berpikir demi bangsa kurang , gaji mereka lebih cukup dari masyarakat tak mampu, perjuangan guru dulu dg sekarang beda jauh yg kaya makin santai yg miskin guru semakin tolol goblok . otak materilistik adanya tekanaan dan gejol;ak otak kotor koruptor . contoh sekolah swasta lebih baik dengan gaji kecil tokh . pensiunkan saja mereka sertifikasi banyak karena uang untuk ambil gaji lebih baik tak beres . uang terus anak didik masa bodok bos BSM direkayas di desa bisa di kota masyarakat diklota bvanyak mampu dan kaya . .prihatin lah

    • sy sangat mengerti dengan smua uneq2 bapak, tapi tetap menyalahkan sistem…, mulai dari PT/Universitas yg kurang bagus mendidik calon guru, penerimaan guru PNS yang serba maind duit sampai pengawasan di tingkat kabupaten/kota yg tidak ada bahkan untuk mencairkan tunjangan sertifikasi az sy kadang kasihan lihat guru2 yang sudah tua suap dl ditambah pemberkasan yang sangat banyak… diskolah sy guru sertifikasi jam mengajarnya flat 24, tp sy yg blm sertikasi malah 32 jam… aneh memang…

  13. hotlan sinaga

    salam kenal, GBu

Tinggalkan Balasan ke jesmin manalu Batalkan balasan